Kumpulan Makalah ipa  smkn 2 bangkalan

Sabtu, 29 Oktober 2011

Makalah pengelolahan limbah cair



Pengelolaan Limbah Cair Pada Industri Penyamakan Kulit
Industri Pulp Dan Kertas Industri Kelapa Sawit
Devi Nuraini Santi
Bagian Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Permasalahan lingkungan hidup akan terus muncul secara serius diberbagai pelosok bumi sepanjang penduduk bumi tidak segera memikirkan dan mengusahakan keselamatan dan keseimbangan lingkungan. Demikian juga di Indonesia, permasalahan lingkungan hidup seolah-olah seperti dibiarkan menggelembung sejalan dengan intensitas pertumbuhan industri, walaupun industrialisasi itu sendiri sedang menjadi prioritas dalam pembangunan. Tidak kecil jumlah korban ataupun kerugian yang justru terpaksa ditanggung oleh masyarakat luas tanpa ada konpensasi yang sebanding dari pihak industri.
Walaupun proses perusakan lingkungan tetap terus berjalan dan kerugian yang ditimbulkan harus ditanggung oleh banyak pihak, tetapi solusinya yang tepat tetap saja belum bisa ditemukan. Bahkan di sisi lain sebenarnya sudah ada perangkat hokum yaitu Undang-Undang Lingkungan Hidup, tetapi tetap saja pemecahan masalah lingkungan hidup menemui jalan buntu. Hal demikian pada dasarnya disebabkan oleh adanya kesenjangan yang tetap terpelihara menganga antara masyarakat, industri dan pemerintah termasuk aparat penegak hukum.
Kesan pelik semakin jelas bisa dilihat apabila kita mencoba memperhatikan respon maupun persepsi para pihakn yang berwenang mengenai permasalahan lingkungn hidup, baik hakim, jaksa, kepolisian, pengacara, pengusaha maupun masyarakat umum. Respon dan persepsi mereka mengenai konsep, konteks, substansi dan pensangannan terhadap lingkungan hidup sangant berbeda dan beragam. Padahal untuk menangani suatu kasus lingkungn hidup, misalnya pencemaran suatu sungai, segnap pihak yang berwenang menanganinya harus mempunyai visi dan persepsi yang sama mengenai lingkungan hidup, sehingga bisa diperoleh solusi yang optimal dan dirasakan adil bagi berbagai pihak.
1.2 RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
Untuk mengelola air limbah secara baik diperlukan keterpaduan dari berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan baik yang bersifat teknis administrative maupun bersifat teknis operasional, dalam pembuatan makalah ini penulis hanya membahas pengelolaan limbah cair yang bersifat operasional pada industri:
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 1
- Industri Penyamakan Kulit
- Industri Pulp dan Kertas
- Industri Kelapa Sawit
1.3 TUJUAN
Tujuan pengolahan air limbah adalah untuk mengurangi BOD, partikel tercampur, serta membunuh organisme pathogen. Selain tujuan di atas, pengolahan air limbah juga bertujuan untuk menghilanhkan bahan nutrisi, komponen beracun serta bahan yang tidak dapat didegrasikan agar konsentrasi yang ada menjadi rendah.
2.1 PENGERTIAN
Air limbah adalah kotoran dari masyarakat dan rumah tangga dan juga yang berasal dari industri, air tanah, air permukaan serta buangan lainnya, dengan demikian air buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum.
2.2 JENIS-JENIS AIR LIMBAH
Air limbah berasal dari dua jenis sumber yaitu air limbah rumah tangga dan air limbah industri. Secara umum didalam limbah rumah tangga tidak terkandung zat-zat berbahaya, sedangkan didalam limbah industri harus dibedakan antara limbah yang mengandung zat-zat yang berbahaya dan yang tidak.
Untuk yang mengandung zat-zat yang berbahaya harus dilakukan penanganan khusus tahap awal sehingga kandungannya bisa di minimalisasi terlebih dahulu sebelum dialirkan ke sewage plant, karena zat-zat berbahaya itu bisa memetikan fungsi mikro organisme yang berfungsi menguraikan senyawa-senyawa di dalam air limbah. Sebagian zat-zat berbahaya bahkan kalau dialirkan ke sawage plant hanya melewatinya tanpa terjadi perubahan yang berarti, misalnya logam berat.
Penanganan limbah industri tahap awal ini biasanya dilakukan secara kimiawin dengan menambahkan zat-zat kimia yang bisa mengeliminasi zat-zat yang berbahaya.
2.4 EFEK BURUK AIR LIMBAH
Sesuai dengan batasan air limbah yang merupakan benda sisa, maka sudah barang tentu bahwa air limbah merupakan benda yang sudah tidak dipergunakan lagi. Akan tetapi tidak berarti bahwa air limbah tersebut tidak perlu dilakukan pengelolaan, karena apabila limbah tersebut tidak dikelola secara baik akan dapat menimbulkan gangguan, baik terhadap lingkungan maupun terhadap kehidupan yang ada.
2.4.1 Gangguan Terhadap Kesehatan
Air limbah sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia mengingat bahwa banyak penyakit yang dapat ditularkan melalui air limbah. Air limbah ini ada yang hanya berfungsi sebagai media pembawa saja seperti penyakit kolera, radang usus, hepatitis infektiosa, serta schitosomiasis. Selain sebagai pembawa penyakit di dalam air limbah itu sendiri banyak terdapat bakteri patogen penyebab penyakit seperti:
1. Virus
Menyebabkan penyakit polio myelitis dan hepatitis. Secara pasti modus penularannya masih belum diketahui dan banyak terdapat pada air hasil pengolahan (effluent) pengolahan air.
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 2
2. Vibrio Cholera
Menyebabkan penyakit kolera asiatika dengan penyebaran melalui air limbah yang telah tercemar oleh kotoran manusia yang mengandung vibrio cholera.
3. Salmonella Typhosa a dan Salmonella Typhosa b
Merupakan penyebab typhus abdomonalis dan para typhus yang banyak terdapat di dalam air limbah bila terjadi wabah. Prinsip penularannya adalah melalui air dan makanan yang telah tercemar oleh kotoran manusia yang banyak berpenyakit typhus.
4. Salmonella Spp
Dapat menyebabkan keracunan makanan dan jenis bakteri banyak terdapat pada air hasil pengolahan.
5. Shigella Spp
Adalah penyebab disentri bacsillair dan banyak terdapat pada air yang tercemar. Adapun cara penularannya adalah melalui kontak langsung dengan kotoran manusia maupun perantaraan makanan, lalat dan tanah.
6. Basillus Antraksis
Adalah penyebab penyakit antrhak, terdapat pada air limbah dan sporanya tahan terhadap pengolahan.
7 Brusella Spp
Adalah penyebab penyakit brusellosis, demam malta serta menyebabkan keguguran (aborsi) pada domba.
8 Mycobacterium Tuberculosa
Adalah penyebab penyakit tuberculosis dan terutama terdapat pada air limbah yang berasal dari sanatorium.
9. Leptospira
Adalah penyebab penyakit weii dengan penularan utama berasal dari tikus selokan .
10. Entamuba Histolitika
Dapat menyebabkan penyakit amuba disentri dengan penyebaran melalui Lumpur yang mengandung kista.
11. Schistosoma Spp
Penyebab penyakit schistosomiasis, akan tetapi dapat dimatikan pada saat melewati pengolahan air limbah.
12. Taenia Spp
Adalah penyebab penyakit cacing pita, dengan kondisi yang sangat tahan terhadap cuaca.
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 3
13. Ascaris Spp. Enterobius Spp
Menyebabkan penyakit cacingan dan banyak terdapat pada air hasil pengolahan dan Lumpur serta sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia.
Selain sebagai pembawa dan kandungan kuman penyakit maka air limbah juga dapat mengandung bahan-bahan beracun, penyebab iritasi, bau dan bahkan suhu yang tinggi serta bahan-bahan lainnya yang mudah terbakar. Keadaan demikian ini sangat dipengaruhi oleh sumber asal air limbah. Kasus yang terjadi di Teluk Minamata pada tahun 1953 adalah contoh yang nyata di mana para nelayan dan keluarganya mengalami gejala penyempitan ruang pandang, kelumpuhan, kulit terasa menebal dan bahkan dapat menyebabkan kematian.
Kejadian yang demikian adalah sebagai akibat termakannya ikan oleh nelayan, sedangkan ikan tersebut telah mengandung air raksa sebagai akibat termakannya kandungan air raksa yang ada di dalam teluk. Air raksa ini berasal dari air limbah yang tercemar oleh adanya pabrik yang menghasilkan air raksa pada buangan limbanya. Selain air raksa masih banyak lagi racun lainnya yang dapat membahayakan kesehatan manusia antara lain:
1. Timah Hitam
Apabila manusia terpapar oleh timah hitam, maka orang tersebut dapat terserang penyakit anemia, kerusakan fungsi otak, serta kerusakan pada ginjal.
2. Krom
Krom dengan senyawa bervalensi tujuh lebih berbayaha bila dibandingkan dengan krom yang bervalensi tiga. Apabila terpapar oleh krom ini dapat menyebabkan kanker pada kulit dan saluran pencernaan.
3. Sianida
Senyawa ini sangat beracun terhadap manusia karena dalam jumlah yang sangat kecil sudah dapat menimbulkan keracunan dan merusak organ hati.
2.4.2 Gangguan terhadap Kehidupan Biotik
Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, maka akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut di dalam air limbah. Dengan demikian akan menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam hal ini akan mengurangi perkembangannya. Selain kematian kehidupan di dalam air disebabkan karena kurangnya oksigen di dalam air dapat juga karena adanya zat beracun yang berada di dalam air limbah tersebut. Selain matinya ikan dan bakteri-bakteri di dalam air juga dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman atau tumbuhan air. Sebagai akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan sendiri yang seharusnya bisa terjadi pada air limbah menjadi terhambat. Sebagai akibat selanjutnya adalah air limbah akan sulit untuk diuraikan. Selain bahan-bahan kimiayang dapatmengganggu kehidupan di dalam air, maka kehidupan di dalam air juga dapat terganggu dengan adanya pengaruh fisik seperti adanya tempertur tinggi yang dikeluarkanoleh industri yang memerlukan proses pendinginan. Panasnya air limbah
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 4
dapat mematikan semua organisme apabila tidak dilakukan pendinginan terlebih dahulu sebelum dibuang ke dalam saluran air limbah.
2.4.3 Gangguan Terhadap Keindahan
Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang oleh perusahaan yang memproduksi bahan organic seperti tapioca, maka setiap hari akan dihasilkan air limbah yang berupa bahan-bahan organic dalam jumlah yang sangat besar. Ampas yang berasal dari pabrik ini perlu dilakukan pengendapan terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran air limbah, akan tetapi memerlukan waktu yang sangat lama. Selama waktu tersebut maka air limbah mengalami proses pembusukan dari zat organic yang ada didalamnya. Sebagai akibat selanjutnya adalah timbulnya bau hasil pengurangan dari zat organic yang sangat menusuk hidung.
Disamping bau yang ditimbulkan, maka dengan menumpuknya ampas akanmemerlukan tempat yang banyak dan mengganggu keindahan tempat sekitarnya. Pembuangan yang sama akan dihasilkan oleh perusahaan yang menghasilkan minyak dan lemak, selain menimbulkan bau juga menyebbkan tempat di sekitarnya menjadi licin. Selain bau dan tumpukan ampas yang menggangu, maka warna air limbah yang kotor akan menimbulkan gangguan pemandangan yang tidag kalah besarnya.Keadaan yang demikian akan lebih parah lagi, apabila pengotoran ini dapat mencapai daerah pantai dimana daerah tersebut merupkan derah tempat rekreasi bagi masyarakat sekitarnya.
Pada bangunan pengolah air limbh sumber utama dari bau berasal dari :
1. Tangki pembusuk air limbah yang berisikan hydrogen sulfida air dan bau-bau lain yang melewati bangunan pengolahan.
2 Tempat pengumpulan buangna limbah industri.
3 Bangunan penangkap pasir yang tidak dibersihkan.
4 Buih atau benda mengapung yang terdapat pada tangki pengendap pertama.
5 Proses pengolahan bahan organic.
6 Tangki pengentalan (thickener) untuk mengambil Lumpur.
7 Pembakaran limbah gas yang menggunakan suhu kurang dari semestinya.
8 Proses pencampuran bahan kimia.
9 Pembakaran Lumpur.
10. Penimbunan Lumpur dan pengolahan Lumpur melalui proses pengeringan.
Adapun cara untuk mengatasi bau dapat ditempuh dengan beberapa macam cara antara lain :
1. Secara Fisik
Dengan melakukan pembakaran, dimana gas dapar dikurangi melalui pembakaran pada suhu yang bervariasi antara 650-7500c. Untuk mengurangi kebutuhan suhu yang tinggi dapat dikurangi melalui katalisator. Penyerapan dan karbon aktif adalah juga bisa diterapkan dengan melewatkan udara ke dalam hamparan atau lapisan. Gas yang berkontak dengannya akan diserap sehingga bau akan dapat dikurangi, begitu juga halnya dengan penyerapan melalui pasir dan tanah. Pemasukan oksigen ke dalam limbah cair adalah salah satu cara yang bisa diterapkan untuk menjaga proses terjadinya pengolahan anaerobdapat dihindari sehingga gas yang ditimbulkan karena proses tersebut dapat dihindari.Penggunaan menara (tower) juga dapat dipergunakan untuk mengurangi
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 5
pencemaran yang disebabkan oleh adanya bau melalui proses pengenceran di udra terbuka karena udara dari cerobong tidak mencapai langsung kedaerah pemukiman, dengan demikian bau yang ada dapat dicegah.
2. Secara Kimiawi
Untuk menghilangkan gas yang berbau dapat juga dilakukan dengan cara melewatkan gas pada cairan basa seperti kalsium dan sodium hidroksida untuk menghilangkan bau. Apabila kadar karbondioksidanya tinggi maka biaya pengolahannya juga menjadi sangat tinggi, sehingga biaya ini merupakan salah satu penghambat yang besar. Dengan melakukan oksidasi pada pengolahan air limbah merupakan cara yang baik agar bau klorin dan ozon dapat dihindari. Adapun bahan yang dipergunakan sebagai bahanm oksidator adalah hydrogen peroksida. Pengendapan dengan bahan kimia membuat terjadinya endapan dari sulfida dengan gram metal khususnya besi.
3. Secara Biologis
Air limbah dilewatkan melalui penyaringan yang menetes (trickling filter) atau dimasukkan ke dalam tangki Lumpur aktif untuk menghilangkan komponen yang berbau. Penggunaan menara khusus dapat dipergunakan untuk menangkap bau, adapun jenis menara itu diisi dengan media plastik yang bervariasi sebagai tempat tumbuhnya bakteri.
2.4.4. Gangguan terhadap Kerusakan Benda
Apabila air limbah mengandung gas karbondioksida yang agresif, maka mau tidak mau akan mempercepat proses terjadinya karat pada benda yang terbuat dari besi serta bangunan aiar yang kotor liannya. Dengan cepat rusaknya benda tersebut maka biaya pemeliharaannya akan semakin besar juga, yang berarti akan menimbulkan kerugian material. Selain karbon dioksida gresif, maka tidak kalah pentingnya apabila air limbah itu adalah air limbah yang berkadar pH rendah atau bersifat asam maupun pH tinggi yangbersifat basa. Melalui pH yang rendah maupun pH yang tinggi mengkibatkan timbulnya kerusakan pada benda-benda yang dilaluinya.
Lemak yang merupakan sebagian dari komponen air limbah mempunyai sifat yang menggumpal pada suhu udara normal, dan akan berubah menjadi cair apabila berada pada suhu yang lebih panas. Lemak yang merupakan benda cair pada saat dibuang ke saluran air limbah akan menumpuk secara kumulatif pada saluran air limbah karena mengalami pendinginan dan lemak ini akan menempel pada dinding saluran air limbah yang pada akhirnya akan dapat menyumbat aliran air limbah. Selain penyumbatan akan dapat jugaterjadi kerusakan pada tempat dimana lemak tersebut menempel yang bisa berakibat timbulnya bocor.
3.1 INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT
A. Proses
Kulit terbentuk dari reaksi serat kalogen di dalam kulit hewan dan tannin, krom, tawas atau zat penyamak lain. Pada dasarnya untuk mengubah kulit hewan digunakan dua proses : proses rumah-balok, kulit hewan dibersihkan dan disiapkan untuk operasi penyamakan. Pertama-tama, kulit direndam dalam air untuk menghilangkan kotoran, darah, garam dan pupuk. Kemudian kulit dibersihkan dengn mesin atau tangan untuk menghilangkan sisa-sisa daging yang ada. Penghilangan bulu dilakukan secara kimia e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 6
dengan tangan dan atau mesin. Bubur kapur tohor digunakan untuk melepaskan bulu, kemudian apabila bulu itu akan digunakan dapat dilarutkan dengan natrium sulfida.
Langkah pertama dalam proses penyamakan adalah perpendaman kulit hewan dalam larutan garam ammonia dan enzim.Semua kulit hewan untuk penyamaan krom harus mengalami pengasaman. Pengasaman membuat kulit hewan bersifat asam dengan menggunakan asam sulfat dan natrium chlorida.
Penyamakan itu sendiri dilakukan di dalam tong yang berisi tannin nabati (kulit pohon, kayu, buah atau akar), atau campuran kimi yang mengandung krom sulfat. Pemucatan, pemberian warna coklat, cairan lemak dan pewarnaan digunakan untuk kulit khusus. Langkah-langkah akhir seperti pengeringan, perentangan dan penekanan kulit adalah proses kering dan tidak menghasilkan limbah cair
B. Sumber Limbah Cair
Limbah cair pabrik penyamaan berasal dari larutan yang digunakan unit pemprosesan itu sendiri yaitu perendaman air, penghilangan bulu, pemberian bubur kapur, perendaman ammonia, pengasaman, penyamaan, pemucatan, pembarian warna coklat, dan pewarnaan dan dari bekas cuci , tetesan serta tumpahan.
Penghilangan bulu dengan kapur dan sulfida biasanya merupakan penyumbang utama beban pencemaran dalam pabrik penyamaan. Limbah dengan BOD dan PTT tinggi berasal dari cairan bekas perendaman, cairan kapur bekas dan cairan penyamaan nabati. Ciran samak krom mengandung krom-trivalen kadar tinggi. Perendaman ammonia meninggalkan banyak campuran nitrogen-amonia dan sedikit bahan organic. Limbah cair dari operasi penghilangan bulu mengandung bulu dan sulfida.
C. Pengendalian di dalam Pabrik
Dalam operasi penyamakan, cara-cara berikut dapat menghemat penggunaan air :
1. Penggunaan proses tong dengan aliran berlawanan
2. Pengumpulan air cucian untuk digunakan kembali dalam penambahan cairan induk.
3. Pemisahan air limbah dalam pabrik untuk daur ulang langsung dan daur ulang sesudah pengolahan tertentu.
4. Sistem kendali penggunaan air, meteran atau alat pengukur waktu.
5. Aturan rumah tangga yang baik.
6. Penggunaan pencucian dengan aliran berlawanan daripada dengan prosespembilasan kontiniu.Penggunaan mesin pengolah kulit untuk menggantikan tong atau drum untuk satuan proses rumah balok dan proses penyamaan.
Cara lain untuk mengurangi limbah meliputi :
1. Regenerasi (penjernihan cairan induk) dan penggunaan ulang larutan penyamak krom
2. Daur ulang 100 % larutan penyamak nabati sekarang banyak diterapkan
3. Pengumpulan limbah dari penghilangan sisa daging untuk pakan hewan atau bahan pembuatan lem
4. Menyimpan bulu untuk dijual kepada pabrik karpet
5. Regenerasi lerutan penghilang bulu
6. Penggunaan proses-proses baru seperti enzim,oksidasi, dimetilamin atu soda kostik untuk penghilangan bulu
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 7
7. Penggunaan proses penyamaan krom baru, yang melibatkan asam dikarboksilat dan garam-garam sebagi pengganti krom
D. Pengolahan Limbah Cair
Kadang-kadang aliran limbah perlu diolah sendiri-sendiri untuk mengurangi konsentrasi beberapa zat pencemar dalam limbah cair. Aliran yang mengandung sulfida dapat dioksidasi untuk mengurangi kadar sulfida. Krom hampir selalu trivalent karena tidak perlu dilakukan reduksi bentuk heksavalennya. Aliran mengandung krom dapat diendapkan dengan menggunakan tawas, garam besi atau polimer pada pH tinggi. Krom mungkin dapat diperoleh kembali dengan menyaring endapan, melarutkannya kembali dalam asam dan menggunakannya untuk penyamakan. Proses pengolahan primer lain mliputi penyaringan, ekualisi dan pengendapan untuk mengurangi BOD dan memperoreh padatan kembali. Pengolahan secara kimia dengan menggunakan tawas, kapur tohor, fero-chlorida atu polielektrolit lebih lanjut dapat mengurangi PTT dan BOD. Sistem pengolahan secara biologi bekerja efektif. Keragaman laju alir dan kadar limbah mungkin besar. Karena itu, harus digunakan sistem penyamakan atau sistem laju alir tinggi. Sistem anaerob efektif, tetapi akan mengeluarkan bau tajam dang mengganggu daerah pemukiman. Sistem-sistem parit oksidasi, kolam aerob, sringan tetes dan Lumpur teraktifkan sudah banyak digunakan. Danau (anaerob dan aerob) meruopakan sistem yang murah dan efektif, apabila dirancang dan dioperasikan secara baik dan apabila tanah tersedia. Apabila diperlukan, dapat digunakan suatu sistem untuk menghilangkan tingkat nitrogen yang tinggi.
Dalam operasi baru telah digunakan adsorbsi (penyerapan) karbon dan pengayakan mikro untuk mengurangi zat pencemar sampai tingkat rendah.
E. Penanganan Limbah Padat
Banyak limbah padat penyamakan kulit dapat dijual msebagai hasil sampingan, yaitu pangkasa, bulu, daging, dan lain-lainnya. Sebagian besar limbah padat lainnya, meliputi sisa organic dari tong, total nabati dan kulit kayu untuk penyamakan, Lumpur kapur dan Lumpur dari pengolah air limbah bersifat merusak tetapi tidak beracun dan biasanya dapat disebar di atas tanah atau ditimbun dalam tanah. Lumpur dan limbah lain yang mengandung krom lebih berbahaya dab ini harus disimpan ditempat penimbunan yang aman.
F. Parameter Utama
Parameter-parameter berikut ini penting dalam mendefenisikan daya cemar limbah dari kegiatan penyamakan kulit: BOD, COD, PTT, Krom(keseluruhan), minyak dan lemak, sulfida, nitrogen total dan pH.
G. Baku Mutu Limbah Cair
Laju air limbah dalam proses operasi yang ada sekarang mungkin dapat mencapai 100m kubik per ton bahan baku, akan tetapi penghematan air dan daur ulang dapat mengurangi penggunaan air 70% - 80%. Operasi penyamakan penuh dapat menggunakan hanya 35m kubik per ton kulit mentah (kering). Jika beberapa proses dilakukan di tempat lain, seprti perendaman air, pengapuran, penghilangan bulu maka penggunaan air dapat mencapai 25m kubik per ton bahan baku.
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 8
Baku mutu pada tabel 3.1.1. memperlihatkan teknologi pengolahan terbaik yang tersedia sekarang dan secara ekononi dapat diterapkan. Baku mutu pada tabel ini dapat diterapkan pada seluruh pabrik penyakan pada tahun 1995 dan harus digunakan untuk semua industri baru atau perluasannya saat ini. Baku mutu limbah cair pada tabel 3.1.2. memperlihatkan teknologi praktisi terbaik bagi industri penyamakan kulit yang sekarang beroperasi di Indonesia. Baku mutu ini harus dicapai oleh seluruh industri saat sekarang.
Tabel 3.1.1. Baku Mutu Limbah Cair Industri Penyamakan Kulit, Berlaku Bagi Industri Baru Atau Yang Diperluas Dan Semua Industri Baru.
Proses Penyamakan
Menggunakan Krom
Proses Penyamakan
Menggunakan Daun-daunan
Parameter
Kadar
Maksimum
( mg/1)
Beban
Pencemaran
Maksimum (g/m )
Kadar
Maksimum
(mg/1)
Beban
Pencemaran
Maksimum (g/m)
BOD5
50
2,0
70
2,8
COD
110
4,4
180
7,2
TSS
60
2,4
50
2,0
Krom Total (Cr)
0,60
0.024
0,10
0,004
Minyak & Lemak
5,0
0,20
5,0
0,20
N Total (N)
10
0,40
15
0,60
Amonia Total (N)
0,50
0,02
0,50
0,20
Sulfida (S)
0,80
0.032
0,50
0,02
PH 6,0 – 9,0
Debit limbah cair maksimum 40 m kubik per ton penggaraman kulit mentah
Sumber : Limbah Cair Berbagai Industri di Indonesia ; Pengendalian dan Baku Mutu EMDIBAPEDAL 1994
Tabel 3.1.2 Baku Mutu Limbah Cair Industri Penyamakan Kulit yang sudah Beroperasi
Parameter
Kadar Maksimum
Beban Pencemaran Maksimum (g/m )
BOD
150
10,50
COD
300
21,0
TSS
150
10,5
Sulfida (sebagai H2S)
1,0
0,07
Krom Total
2,0
0,14
Minyak dan Lemak
5,0
0,35
Ammonia Total
10,0
0,70
PH 6,0-9,0 Debit Limbah Cair maksimum 70m kubik per ton
Sumber: Limbah Cair Berbagai Industri di Indonesia ; Pengendalian dan Baku Mutu EMDIBAPEDAL 1994
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 9
3.2 INDUSTRI PULP DAN KERTAS
A. Proses
Bahan baku untuk produksi pulp dan kertas adalah serat selulosa dari kayu, kertsa bekas, bagase, jerami padi, jerami goni, jerami rami atau jerami gandum. Bahan baku non selulose adalah soda kostik, natrium sulfat, kapur, klorin, tanah liat, resin, alum, zat pewarna dan getah. Proses pembuatan pulp mencakup penggunaan bahan kima, panas, penggilingan mekanis dan atau hydroppulping untuk memisahkan serat selulosa. Pembuatan pulp secara kimia juga mengurangi jumlah serat.untuk menghilangkan warna coklat dari pulp dan kertas, bahan itu dikelantang dengan menggunakan klor, hidrosulfit dan oksigen dan peroksida. Kostik digunakan untuk ekstraksi produk kelantang yang mengandun klorin.
Pertama-tama, kertas dibuat dengan memurnikan serat (menyikat dan memotong masing-masing serat) lalu memasukkan bahan kimia seperti resin, tanah liat da natrium oksida sebagai bahan pengisi. Kertas lalu dibentuk di atas ayakan kawat lebar yang bergerak cepatsecara kontinu sambil membiarkan air tepisah keluar, menakan dan mengeringkan produknya.
B. Sumber Limbah Cair
Proses dalam industri pulp dan kertas mengandung air. Hasilnya adalah debit buangan yang tinggi dengan kadar BOD dan padat tersuspensi yang relatif rendah antara 400 dan 700 mg/1. pada proses pembuatan pulp, pencucian pulp setelah pemasakan dan pemisahan serat secara mekanis merupakan salah satu bagian yang paling banyak menggunakan air.pengelantang konvensional dengan klor dan penghilangan lignin pada pembuatan pulp secara kimia mengahasilkan paling banyak bahan yang memerlukan oksigen. Apabila ada proses perolehan kembali bahan kima, kadar jumlh zat padat yang terlarut, COD dan BOD akan menjadi tinggi.
Proses pembuatan kertas secara konvensional menghasilkan banyak air dengan kandungan zat padat tersuspensi yang tinggi dan kadar COD yang cukup penting. Mesin pembuat kertas, seperti Fourdrinier konvensional, dirangcang untuk menggunakan air untuk mencuci produk yang terdapat pada ayakan kawat secara kontinu. Tanpa sistem konservasi akan terjadi kehilangan bahan serat dan pengisi.
C. Pengendalian di dalam pabrik
Karena banyak bahan perusak lingkungan dihasilkan oleh pabrik konvensional penghasil pulp yang dikelantang dengan proses kraft atau sulfit, maka banyaak industri baru dirancang untuk pembuatan pulp secara termo-mekanik atau kimia-mekanik. Proses sulfit dan kratf tanpa pengambilan kembali bahan kima khususnya yang menimbulkan pencemaran, sebaiknya dipertimbangkan untuk tidak digunakan dalam pabrik baru. Pengelantangan dengan menggunakan senyawa klorin menimbulkan hirokarbin klor dengan kadar yang tidak dapat diterima oleh lingkungan , termasuk dioksin. Akhir-akhir ini pengelantang dengan menggunakan oksigen dan peroksida mulai digunakan untuk menggantikan klor. Pengelantangan dengan menggunakan oksigen menghasilkan produk dengan kualitas lebih tinggi daripada yang menggunakan klor. Demikian juga, pengelantangan dengan penukaran ( di mana zat-zat warna asli pada serat ditukar dengan zat pemutih) mulai dipasang pada pabrik-pabrik baru, memnghasilkan lebih sedikit buangan dari kilang pengelantangan.
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 10
Langkah-langkah lain yang harus dimasukkan ke dalam pabrik baru termasuk :
1. Sistem pengambilan kembali bahan kimia secara efisien.
2. Pelepasan kulit kayu secara kering.
3. Pembakaran limbah da pengambilan panas kembali.
4. Pendaurulangan buangan kilang pengelantangan ke ketel pengambilan kembali bahan kimia.
5. Sistem pencucian brownstock bertahap banyak dengan aliran berlawanan yang efisien .
6. Penggunaan klor dioksida untuk menggantikan klorin dalam proses pngelantangan konvensional .
7. Pemasakan berlanjut dalam proses pembuatan pulp secara kimia.
8. Pengurangan lignin oksigen setelah pemasakan secara kimia.
9. Pengendalian penggunaan klor yang ketat dalam pengelantangan dengan cara pemantauan : apabila klor sisa dikurangi maka zat organic klor juga berkurang.
10. Konservasi dan daur ulang air dalam pabrik kertas dapat mengurangi volume air limbahsebesar 77 %.
11. Sistem deteksi dan pengambilan kembali tumpahan.
D. Pengolahan Limbah Cair
Pengolahan eksternal pada operasi pulp dan kertas mencakup ekualisi netralisasi, pengolahan primer, pengolahan sekunder dan tahap pemolesan. Kerana gangguan dari prosesdan fluktuasi pada pemuatan limbah awal, biasanya pabrik kertas modern memiliki tempat penampungan dan netralisasi limbah yang memadai sebelum masuk ke tempat pengendapan primer yang pertama. Ayakan digunakan untuk menghilangkan benda-benda besar yang masuk kedalam limbah pabrik pulp atau kertas. Pengendapan primer biasanya terjadi di bak pengendapan atau bak penjernih. Bak pengendap yang hanya berfungsi atas dasar gaya berat, tidak memberi keluwesan operasional. Karena itu memerlukan waktu tinggal sampai 24 jam. Bak penjernih bulat yang dirancang dengan baik dapat menghilangkan sampai 80% zat padat tersuspensi dan 50-995 BOD.
Untuk teknologi terbaik yang tersedia yang baru, pengendapan dapat ditingkatkan dengan menggunakan bahan flokulasi atau koagulasi disamping pengurangan bahan yang membutuhkan oksigen, pengolahan secara biologis mengurangi kadar racun dan meningkatkan mutu estetika buangan (bau, warna, potensi yang menggangu dan rasa air). Apabila terdapat lahan yang memadai, laguna fakultatif dan laguna aerasi bisa digunakan. Laguna aerasi akan mengurangi 80% BOD buangan pabrik dengan waktu tinggal 10 hari.
Pabrik-pabrik di Amerika Utara sekarang dilengkapi dengan laguna aerasi bahkan dengan waktu tinggal yang lebih panjang, atau kadang-kadang dilengkapi dengan kolam aerasi pemolesan dan penjernihn akhir untuk lebih mengurangi BOD dan TSS sampai di bawah 30mg/1.
Apabila tidak terdapat lahan yang memadai, maka proses lumpuraktif, parit oksidasi dan trickling filter banyak digunakan dengan hasil kualitas buangan yang sama, tetapi sering membutuhkan biaya operasinya lebih tinggi. Sekarang, pemolesankapasitas yang diperbesar atau melalui pengolahan fisik atau kimia diterapkan dibeberapa tempat untuk melindungi badab air penerima.
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 11
E. Penanganan Limbah Padat
Lumpur yang dihasilkan dari pengolahan buangan dapat bersifat penting. Diperkirakan bahwa biaya penanganan Lumpur untuk sistem Lumpur aktif dapat mencapai 50% biaya operasi pengolahan buangan. Pada masa lalu biasanyan Lumpur ditimbun, tetapi dalam beberapa hal sistem ini menimbilkan bau karena pembusukan dan menyebabkan pencemaran air tanah dan air permukaan. Sekarang, Lumpur dihilangkan airnya (vakum atau belt filter ) dan dibakar atau digunakan sebagai bahan bakar. Bahan-bahannya kebanyakan bersifat organic dan merupakan sumber energi dan pupuk.
F. Parameter Utama
Parameter utama yang diperhatikan adalah BOD, TSS dan COD. Cod adalah suatu parameter pengontrol yang penting karena hasil analisis ini mahal tapi akurat. Sekarang, ada peningkatan perhatian terhadap potensi dioksin dalam buangan pabrik pulp dan kertas yang dikelantang. Analisis dioksin mahal dan sukar, dan dewasa ini belum terdapat di Indonesia. Parameter yang digunakan sebagai indicator untuk mengendalikan dioksin pada buangan pabrik pulp dan kertas di Eropa dan Amerika Utara adalah AOX (Halida Organik yang diserap). Tata cara analisisnya tidak mahal dan mudah tetapi memerlukan peralatan khusus.
G. Pencemaran lain yang perlu diperhatikan
Effluent dari pengoperasian pulp dan kertas melalui pemasakan atau pengelantangan dengan bahan kimia banyak mengandung zat padat terlarut ( terutama natrium dan sulfat ). Senyawa sulfur yang lebih rendah, merkaptan dan senyawa asam resin juga terdapat dalam buangan pabrik yang menggunakan pemisah serat kimiawi.Nutrien (nitrogen dan karbon organic ) dan logam (seng dan aluminium) telah menimbulkan masalah lingkungan dalam beberapa pabrik sperti tersebut di atas : hidrokarbon klor juga harus diperhatikan dalam pabrik yang menggunakan kelang pengelantangan berbasis klor.
H. Baku Mutu Limbah Cair
Baku mutu limbah cair pada tabel 3.1.1. dan 3.1.2. menunjukkan teknologi intern dan ekstern terbaik yang tersedia di Indonesia . baku mutu limbah yang baru pada kedua telah diterapkan pada semua pengoperasian yang baru dan diperluas serta harus diterapkan pada semua pengoperasian mulai tahun 1995. baku mutu ini terbagi dalam berbagai proses pembuatan pulp dan kertas untuk mencerminkan mutu buangan dari proses-proses ini.
Baku mutu pabrikm pulp dengan proses sulfit akan sukar dipenuhi dengan teknologi yang terbaik yang ada pada saat ini. Dengan pengambilan kembali bahan kimia secara efisien, pengambilan kembali bahan organic sebagai bahan bakar, proses pengelantangan terkendali dengan efisien, konservasi air yang baik pada mesin-mesin kertas dan teknologi pengolahan buangan yang diterapkan secara luas, baku mutu semua proses yang lain dapat dengan mudah dipenuhi.
Baku mutu limbah cair pada tabel 3.2. dan 3.2.2. ditetapkan sesudah dilakukan peninjauan secara ekstensif mengenai teknologi baru proses pulp dan kertas, kemampuan peninjauan secara ekstern dan baku mutu limbah cair untuk pabrik yang sudah
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 12
beroperasi dan yang baru di Finlandia, Swedia, Jerman, Jepang, Thailand, Kanada, Belgia, Norwegia, Amerika Serikat, Spanyol, Perancis, Inggris, dan yunani.
Tabel 3.2.1. Baku mutu limbah cair industri pulp dan kertas, berlaku bagi industri baru atau yang diperluas dan bagi semua industri mulai tahun 1995.
Parameter
Debit m3/t
BOD5
TSS
COD
Proses
M3/t
mg/1
kg/1
mg/1
g/1
mg/1
kg/1
A. Pulp
1. Kraft dikelantang
70
60
3,9
60
3,9
300
21,0
2. Pulp parut
95
75
7,0
7,0
6,7
300
28,5
3. Kraft tidak
dikelantang
35
50
1,8
60
2,1
180
6,3
4. Sulfit dikelantang
100
100
10
80
8,0
400
40
5. Mekanik (CMP) dan Groundwood
65
50
3,3
70
4,6
120
7,8
6. Semi-Kimia
60
60
3,6
60
3,6
180
10,8
7. Pulp Soda
80
65
3,6
60
3,6
180
10,8
8.Deink Pulp (dari
Kertas bekas)
60
80
4,8
85
5,1
250
15,0
B. Kertas
1. Halus ( dikelantang)
40
90
3,6
80
3,2
190
7,6
2. Kasar
20
70
1,4
80
1,6
170
3,4
3.Kertas lain yang
dikelantang
35
75
2,6
80
2,8
160
5,6
Sumber : Limbah cair berbagai industri di Indonesia ; Pengendalian dan Baku Mutu
EMDIBAPEDAL 1994
1. Pulp
1) Proses Kraft (dikelantang dan tidak dikelantang) adalah proses produksi pulp dengan cairan pemasak natrium hidroksit yang sangat alkalis dan natrium sulfida. Proses kraft yang tidak dikelantang digunakan pada produksi kertas karton dan kertas kasarberwarna coklat yang lain. Pengelantangna adalah penggunaan bahan pengoksidasi kuat yang diikuti dengan ekstraksi alkali untuk menghilangkan warna dari pulp, pada rentang produk kertas yang lengkap.
2) Proses pulp larut adalah produksi pulp putih dan sangat murni melalui pemasakan kimiawi yang kuat. Pulpnya digunakan untuk pembuatan kertas dan produk lain dengan syarat hampir tidak mengandung lignin.
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 13
3) Proses sulfit adalah penggunaan larutan pekat bersulfit kalsium, magnesium, ammonia, atau sodium yang mengandung sulfur dioksida bebas yang berlebihan dan termasuk pengelantangannya.
4) Proses grownwood adalah proses yang menggunakan defibrasi mekanis (pemisahan serat) dengan menggunakan gerinda atau penghalus dari batu.
5) Proses semi- kimia merupakan penggunaan cairan pemasak sulit netral tanpa pengelantangan untuk menghasilkan produk kasar lapisan dalam karton gelombang berwarna coklat.
6) Proses soda adalah produksi yang dikelantang dengan menggunakan cairan pemasak natrium hidroksida yang sangat alkalis.
7) Proses penghilangan tinta (de-ink) merupakan penggunaan kertas bekas yang didaur ulang melalui proses pengkilangan tinta dengan kondisi alkali kadang-kadang dibuat cerah atau diputihkan untuk menghasilkan pulp sekunder, sering kali berkaitandengan proses konvensional.
2. Kertas
1) Kertas halus merupakan produksi kertas halus yang dikelantang seperti kertas cetak, kertas tulis dan kertas rokok.
2) Kertas kasar merupakan produksi kertas berwarna coklat seperti linerboart, kertas kantong berwarna coklat atau karton.
3) Kertas lain merupakan produksi kertas yang dikelantang selain sisa yang tercantum dalam golongan “halus” seperti kertas Koran.
Tabel 3.2.2. Baku Mutu Limbah Cair Industri Plp dan Kertas yang Terintegrasi dan menggunakan Proses pengelantangan berlaku bagi Industri baru atau yang diperluas dan bagi semua Industri mulai tahun1997.
Parameter
Kadar maksimum
Beban pencemaran
Maksimum (g/m2)
AOX (1) dan (2)
17,0
1,5
Fosfor Total
1,0
0,09
Kloroform (2)
0,02
0,0018
Fenol
0,01
0,0010
Tabel 3.2.3 Baku Mutu Limbah Cair Industri Plup dan Kertas yang Sudah beroperasi
Pabriek Plup
Pabrik Kertas
Pb.Plup & Kertas
Proses
Kadar
(mg/l)
Beban Max
(Kg/ton)
Kadar
(mg/l)
Beban Max
(Kg/ton)
Kadar
(mg/l)
Beban Max
(kg/ton)
BOD5
150
15
150
10
150
25,5
COD
350
35
250
20
350
59,5
TSS
200
20
125
10
150
25,5
Ph
6-9
-
6-9
-
6-9
-
Debit Limbah
Maksimum
100 m3/ton produk plup
80 m3/ton produk
kertas kering udara
170 m3/ton produk
kering
Catatan :
Khusus untuk kertas tipis, debit limbah maksimum 200m3/ton produk kertas.
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 14
Sumber : Limbah cair berbagai industri di Indonesia ; Sumber, Pengendalian dan Baku mutu EMDI BAPEDAL 1994
3.3 INDUSTRI KELAPA SAWIT
A. Proses
Buah kelapa sawit terdiri dari dua bagian yaitu daging sebelah luar yang menghasilkan minyak kelapa sawit dsn biji di dalam berisi daging yang di olah menjadi minyak biji sawit dan ampas biji sawit. Minyak kasar yang dihasilkan kilang minyak sawit diolah lebih lanjut menjadi maragarin, minyak goreng dan sabun. Hasil lain adalah lilin, bahan dasar kosmetika, gliserin dan mayones.
Proses pembuatan minyak kelapa sawit dijelaskan berlaku urutan-urutan kerja sebagai berikut. Tandanan buah segar dari kebun disterilkan segera seudah sampai di kilang minyak sawit, biasanya dengan kukus. Buah dipisahkan dari tandannya. Buah yang sudah dilepas, dimasak ( dipanaskan dan dihancurkan menjadi bubur minyak ) dan bubur itu dikirim ke bagian pemerasan. Pemerasan biasanya dilakukan dengan alat tekan hidrolik jenis ulir atau pemusing. Minyak yang sudah diperas kemudian disaring dan dijernihkan untuk menghilangkan air dan padatan halus. Minyak diciduk dari dasar tangki. Lumpur itu diputar dalam pemusing kemudian disaring dan dihilangkan pasirnya untuk memisahkan minyak dari padatan lain. Minyak dari tangki penjernih di keringkan kemudian disaring atau diputar untuk menghilangkan sisa air dari padatan tersuspensi.
Ampas sisa tekan dari bagian pemerasan dikirim ke alat pemisah biji untuk memisahkan biji dari serat. Biji dikeringkan dengan udara panas sebelum dipecah untuk mengeluarkan daging-daging dari kulitnya. Daging-dalam dipisahkan dari kulit kerasnya itu dalam penangas lempung atau dalam hidrosiklon. Daging-dalam dikeringkan dan disimpan, biasanya untuk dijual kepada pabrik minyak biji sawit. Pemurnian minyak sawit biasanya dilakukan di tempat terpisah. Pertama, asam lemak bebas dalam minyak mentah dinetralkan dengan pelucutan –kukus, kemudian dilanjutkan dengan pemucatan dan penghilangan bau.
B. Sumber Limbah cair.
Tahap sterilsasi (15% jumlah limbah cair) dan penjernian (75% jumlah limbah cair) adalah sumber utama air limbah. Hidrolikon yang dipakai untuk memisahkan daging dari kulit keras (batok) juga merupakan sumber utama air limbah (10% jumlah limabah cair). Pensterilan tandan buah menghasilkan kondensat kukus dan air cuci. Air cuci juga dihasilkan oleh pemerasan minyak, pemisahan biji atau serat dan tahap pencucian daging-dalam. Air panas dipakai untuk mencuci ayakan getar sebelum tangki penjernih minyak. Air yang dipisahkan dari minyak dan dari Lumpur tangki penjernih merupakan sumber utama minyak, padatan tersuspensi dan bahan organick lain. Kondensat kukus berasal dari pensterilan, pengringan minyak, pemisahan biji dan pengeringan daging-dalam. Pemisahan buah dari tandan dan prosees pemasakan seharusnya tidak menghasilkan air limbah. Limbah cair kilang minyak sawit adalah limbah berkekuatan tinggi dengan ciri-ciri berikut:
BOD 25.000 mg/l
COD 50.000 mg/l
TSS 25.000 mg/l
Minyak dan lemak 7.000 mg/l
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 15
Amonia N 30 mg/l
N total 750 mg/l
Banyaknya air yang dipakai bervariasi. Kilang yang efisien mengggunakan air 2 m3/ton hasil minyak, sedangkan kilang yang boros menghabiskan berlipat ganda. Kilang- kilang di Indonesia saat ini menggunakan kira-kira 5 m3/ton sampai 7 m3/ton hasil (1,0sampai 1,4 m3/ton tandan buah segar).
B. Pengendalian di Dalam Pabrik.
Pengurangan pengguaan air dapat dilakukan dengan cara-cara:
1) Pemisahan dan pengumpulan air pendingin, limpahan dari pengering hampa dan kondensat dari ketel untuk digunakan kembali dalam proses atau untuk pencucian.
2) Pengumpulan air bekas cuci untuk dipakai lagi.
3) Sistem kendali penggunaan air, meteran, alat pengatur waktu dan katup otomatis.
4) Pengumpulan padatan (buah, tandan, dan batok) dengan tangan daripada penyemprotannya dengan air.
5) Pemeliharan dan perawatan yang baik.
6) Pengendalian dan pencegahan tumpahan dan kebocoran.
7) Pengoperasian hidrosikon yang sesuai.
Kebanyakan kandungan BOD atau COD dalam limbah minyak kelapa sawit berasal dari minyak yang tercecer. Untuk mendapatkan pengolahan dan pengurangan pencemaran yang efektif, perlu diusahakan perolehan kembali minyak yang efisien. Temperatur minyak di dalam penjernihan di atas 900c untuk mendapatkan pemisahan minyak yang efektif. Dengan pemisahan aliran limbah penjernih minyak dan hidrosiklon dari aliran limbah lainnya yang lebih bersih serta mengolahnya secara terpisah untuk memisahkan minyak dan Lumpur, masalah pengolahan limbah menjadi sangat berkurang dan akan diperoleh hasil samping yanag dapat dijual. Uap air harus dipisahkan dari aliran limbah cair sehingga sistempengolah limbah tidak kelebihan beban.
Perangkap minyak dalam kilang minyak kelapa sawit sering dirancang dan dipelihara kurang baik, sehingga menyebabkan sejumlah besar minyak masuk ke dalam lingkungan. Perancangan perangkap minyak harus memperhatikan sifat minyak dan temperatur limbah cair itu. Tangki pemisah harus bertahap banyak dan dibuat rangkap untuk mengimbangi surging dan untuk memungkinkan pemeliharaan. Diperlukan waktu retensi hidrolik debit lebih dari 10 jam dengan penyediaan panas untuk memperoleh temperatur tinggi. Alat pemisah (separator) harus dilengkapi dengan baffle untuk mencegah putaran rendah dan fasilitas untuk memperoleh minyak secara mudah dan efektif.
Minyak yang dikumpulkan dalam pemisah atau perangkap diperoleh kembali untuk kepentingan proses. Aturan rumah tangga yang baik dan penghindaran kebocoran dan tumpahan bahan kimia dan pelumas diperlukan untuk menghindari pencemaran minyak yang telah diperoleh kembali dalam perangkap tangki pemisah. Penggunaan sistem dekantasi dalam tahap penjernihan minyak mengurangi banyaknya bahan organik dalam limbah cair sampai 75%.
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 16
Suatu teknologi kering baru untuk menggantikan hidrosiklon atau panangas lempung yang memisahkan daging dalam dari batok telah dikembangkan. Satu silo anging yang bekerja secara penumatik meniadakan penggunaan sejumlah besar air limbah dalam hiddrosiklon.
D. Pengolahan Limbah Cair.
Pengolahan limbah cair kilang minyak sawit meliputi pengolahan kimia-fisik untuk menghilangkan padatan dan minyak dan pengolahan biologi untuk mengurangi beban organic yang sangat besar. Banyak karya dan penelitian untuk mengembangkan sistem abu yang kaya akan kalium. Batok (kulit keras kelapa) memang dapat digunakan sebagai bahan bakar, akan tetapi abu sisa pembakarannya banyak mengandung silica.
F. Parameter Utama.
Parameter utama dalam limbah cair minyak kelapa sawit dalam tabel 3.3.1 didasarkan pada teknologi terbaik yang tersedia di Indonesia. Baku mutu ini harus digunakan untuk seluruh industri minyak kelapa sawit pada tahun 1995 dan untuk seluruh industri baru dan yang saat ini diperluas. Sedangkan baku mutu limbah yang digambarkan dalam tabel 3.3.2 adalah untuk industri yang berdasarkan teknologi praktis terbaik untuk industri di Indonesia.
Baku mutu limbah untuk industri di Malaysia sejak 1984 adalah:
BOD 100 mg/l
COD 400 mg/l
TSS 50 mg/l
Minyak dan lemak 100mg/l
Amonia N 200 mg/l
N total 200 mg/l
PH 5,0-9,0
Temperatur 450C
Banyaknya air limbah yang dihasilkan kebanyakan pabrik yang ada di Malaysia berkisar dari 0,4-1,2 m3/ton tandan buah segar setara dengan 2,0- 6,0 m3/ton minyak kelapa sawit yang dihasilkan. Untuk operasi baru dengan teknologi penghematan air yang modern, banyaknya air dapat dikurangi sampai 2,0 m3/ton hasil.
Tabel 3.3.1 Baku Mutu Limbah Cair Industri Minyak kelapa sawit, Berlaku bagi Industri Baru AtauYang Diperluas Dan Bagi Semua Industri.
Parameter
Kadar Maksimum (mg/l)
Beban Pencemaran Maksimum (kg/ton)
BOD COD TSS Minyak dan lemak
Nitrogen total (sebagai N)
400
350
250
25
50
1,25
0,88
1,63
0,063
0,125
PH 6,0-9,0 debit limbah cair maksimum 2,5 m3/ton [roduk minyak kelapa sawit.
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 17
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
1. Dampak negatif dari pembangunan akan selalu muncul, untuk itu dampak ini harus dikelolah dengan sebaik-baiknya agar tidak menimbulkan efek yang lebih besar lagi.
2. Badan air/sungai akan selalu menanggung beban pencemaran, apabila setiap industri yang membuang limbahnya tidak sesuai dengan persyaratan/baku mutu yang telah ditetapkan.
3. Kegiatan pengelolah limabah dapat dilakukan dengan 2 (dua) metode yaitu dengan pengelolaan limbah itu sendiri dan minimisasi limbah.
4. Kemajuan teknologi pengolahan limbah dapat dimanfaatkan sebagai alternatif menekan efek negatif yang mungkin saja timbul.
5. penegakan hukum dan etika bisnis harus betul-betul dijalankan dengan tegas dan sebaik-baiknya.
4.2 SARAN
1. Kerusakan dan tingkat pencemaran yang tinggi pada badan air/sungai dapat diupayakan mengelolah jika peran serta masyarakat dan lembaga-lembaga terkait ikut dalam pendayagunaan limbah.
2. Pembangunan instalasi pengolahan air limbah sudah mutlak dan harus dimiliki oleh setiap industri atau badan pengolah yang ditunjuk agar setiap air limbah yang dibuang ke badan air sudah masuk dalam baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemrintah.
3. pengalaman- pengalaman negara maju dalam mengelola limbah dapat dijadikan contoh untuk diterapkan pada negara kita.
4. Keseriusan dari semua pihak sangat diperlukan agar limbah industri yang ada benar-benar tidak mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia, kalau hal ini tidak kita mulai dari sekarang maka akan sama-sama kita lihat bahaya apa yang akan muncul ke depan yang menghadang kita.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul, Pengantar Imu Kesehatan Lingkungan, Jakarta : Mutiara Sumber Widya, 1995.
Dinas Kebersihan Kotamadyia Padang, Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja, Padang : 1990
Djatmiko, Margono, Wahyono, Pendayagunaan Industri Managemen, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2000
Haudri Satriago, Istilah Lingkungan Untuk Manajemen, Jakarta : PT. Gramedia, 1996.
Notoatmodjo, Soekidjo, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta : Rineka cipta, 1997.
Udin Jabu, Dkk, Pedoman Bidang Studi Pembuangan Tinja Dan Air Limbah Pada Institusi Pendidikan Sanitasi/Kesehatan Lingkungan, Jakarta : Pusdiknakes.
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 18

Download makalah pengelolahan limbah cair dalam bentuk word klick disini

Makalah pencemaran air



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari – hari kita membutuhkan air yang bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan kepentingan lainnya. Air yang kita gunakan harus berstandart 3B yaitu tidak berwarna, tidak berbau dan tidak beracun. Tetapi banyak kita lihat air yang berwarna keruh dan berbau sering kali bercampur dengan benda – benda sampah seperti plastik, sampah organic, kaleng dan sebagainnya. Pemandangan seperti ini sering kita jumpai pada aliran sungai, selokan maupun kolam- kolam. Air yang demikian disebut air kotor atau air yang terpolusi. Air yang terpolusi mengandung zat- zat yang berbahaya yang dapat menyebabkan dampak buruk dan merugikan kita bila di konsumsi.
Namun bagi kita, khususnya masyarakat pedesaan, sungai adalah sumber air sehari – hari untuk kelangsungan hidup. Mereka kurang begitu peduli kandungan yang terdapat pada air tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
  • Apa pengertian polusi air?
  • Apa yang menyebabkan terjadinya pencemaran air?
  • Bahaya apa saja yang ditimbulkan oleh air yang tercemar?
  • Apa yang harus dilakukan untuk mencegah dan mengatasi pencemaran air?
1.3 Tujuan
  • Agar manusia lebih dapat memahami bahaya polusi air
  • Agar dapat membedakan air yang bersih dan air yang sudah tercemar
  • Dapat lebih berhati- hati dalam menggunakan air yang bersih dan yang terpolusi
  • Dapat mengetahui kandungan air yang terpolusi
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Polusi Air
Salah satu dampak negative dari kemjuan ilmu dan teknologi yang tidak digunakan dengan benar adalah terjadinya polusi. Polusi  adalah peristiwa masuknya zat, unsure, zat atau komponen lain yang merugikan ke dalam lingkungan akibat aktivitas manusia atau proses alami. Segala sesuatu yang menyebabkan polusi disebut polutan.
Suatu benda dapat dikatakan polutan bila kadarnya melebihi batas normal, berada pada tempat dan waktu yang tidak tepat. Polutan dapat berupa suara, panas, radiasi, debu, bahan kimia, zat- zat yang dihasilkan makhluk hidup dan sebagainya. Adanya polutan dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan lingkungan tidak dapat mengadakan pembersihan sendiri ( regenerasi). Oleh karena itu, polusi terhadap lingkungan perlu dideteksi secara dini dan ditangani segera.
Polusi air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsure atau komponen lainnya ke dalam air, sehingga kualitas air terganggu yang ditandai dengan perubahan warna, baud an rasa. Beberapa contoh polutan antara lain: Fosfat yang berasal dari penggunaan pupuk buatan dan detergen, Poliklorin Bifenil (PCB) senyawa ini berasal dari pemanfaatan bahan- bahan peluma dan plastic, Minyak dan Hidrokarbon dapat berasal dari kebocoran pada roda dan kapal pengangkut minyak, logam- logam berat berasal dari industri bahan kimia dan bensin, Limbah Pertanian berasal dari kotoran hewana dan tempat penyimpanan makanan ternak, Kotoran Manusia berasal dari saluran pembuangan tinja manusia.( Djambur, 1993 )
2.2 Macam- Macam Sumber Polusi Air
Sumber polusi air antara lain sampah masyarakat, limbah industri, limbah pertanian dan limah rumah tangga. Ada beberapa tipe polutan yang dapat merusak perairan yaitu; bahan- bahan yang mengandung bibit penyakit, bahan- bahan yang banyak membutuhakan oksigen untuk penguraiannya, bahan- bhan kimia organic dari industri atau limbah pupuk pertanian, bahan- bahan yang tidak sediment, bahan- bahan yang mengandung radioaktif dan panas.
Pembuangan sampah dapat mengakibatkan kadar O2 terlarut dalam air semakin berkurang karena sebagian besar dipergunakan oleh bakteri pembusuk. Pembuangan sampah organic maupun anorganik yang dibuang kesungai terus- menerus, selain menemari air, terutama di musim hujan akan mengakibatkan banjir.
Air adalah unsure alam yang penting bagi mahluk hidup dengan sifat mengalir dan meresap. Apabila jalur aliran- alirannya tersumbat akan mengakibatkan banjir. Polusi air terjadi karena kurangnya rasa disiplian masyarakat, misalnya dalam kebersihan lingkungan dan membuang sampah sembarangan.
Musibah banjir terbagi menjadi dua macam yaitu banjir banding ( besar) dan banjir genangan.
  • Banjir banding terjadi akibat air meluap dari jaur- jalur aliran (sungai) dengan volume air yang besar
  • Banjir genangan terjadi tergenangnya air hujan disuatu daerah yang saluran air dan daya seraonya terbatas. ( Salman, 1993 )
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Bahaya dari Polusi Air
Bibit- bibit penyakit berbagai zat yang bersifat racun dan bahan radioaktif dapat merugikan manusia. Berbagai polutan memerlukan O2 untuk penguraiannya. Jika O2 kurang, penguraiannya tidak sempurna dan menyebabkan air berubah warnanya dan berbau busuk. Bahan atau logam yang berbahaya seperti arsenat, uradium, krom, timah, air raksa, benzon, tetraklorida, karbon dan lain- lain dapat merusak organ tubuh manusia atau dapatmenyebabkan kanker. Sejumlah besar limbah dari sungai akan masuk ke laut.
Polutan ini dapat merusak kehidupan air sekitar muara sungai dan sebagian kecil laut muara. Bahan- bahan yang berbahaya masuk ke laut atau samudera mempunyai akibat jangka panjang yang belum diketahui. Banyak jenis kerang- kerangan  yang mungin mengandung zat- zat yang berbahaya untuk dimakan. Laut dapat pula tercemar oleh yang asalnya mungkin dari pemukiman, pabrik, melalui sungai, atau dari kapal tanker yang rusak. Minyak dapat mematikan burung dan hewan laut lainnya, sebagai contoh efek keracunan dapat dilihat di Jepang. Merkuri yang dibuang oleh sebuah industri ke teluk minamata terakumulasi di jaringan tubuh ikan dan masyarakat yang mengkonsumsinya menderita cacat dan meninggal.
Banyak akibat yang ditimbulkan oleh polusi air, diantaranya:
  1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen
  2. Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air
  3. Pendangkalan dasar perairan
  4. Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi
  5. Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat
  6. Akibat penggunaan pestisida yang berlebihan selain membunuh hama dan penyakit, juga membunuh serangga dan makhluk yang berguna terutama predator
  7. Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan bahkan burung
  8. Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan leukemia
3.2 Usaha- Usaha untuk Mencegah dan Mengatasi Polusi Air
Pengenceran dan penguraian polutan air tanah sulit sekali karena airnya tidak mengalir dan tidak mengandung bakteri pengurai yang aerob, jadi air tanah yang tercemar akan tetap tercemar dalam waktu yang lama, walau tidak ada bahan pencemaran yang masuk. Oleh karena itu banyak usaha untuk menjaga agar tanah tetap bersih, misalnya:
  1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah pemukiman atau perumahan
  2. Pembuangan limbah industri diatur sehinga tidak mencemari lingkungan atau ekosistem
  3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis- jenis pestisida dan zat – zat kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran
  4. Memperluas gerakan penghijauan
  5. Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan
  6. Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia lebih mencintai lingkungannya
  7. Melakukan intensifikasi pertanian
Adapun cara lain untuk mengatasi polusi air atau yang dikenal dengan sebutan banjir. Banjir ada dua macam yaitu banjir banding dan banjir genangan.
  1. Banjir banding dapat diatasi secar meluas dengan didukung berbagai disiplin ilmu
  2. Banjir genangan dapat diatasi dengan memebersihakan air dari penyumbatan yang mengakibatkan air meluap
Banyak orang mengatakan “ lebih baik mencegah dari pada mengatasi”, hal ini berlaku pula pada banjir genangan. Ada beberapa langkah- langkah yang dilakukan untuk mencegak banjir genangan yaitu:
  1. Dalam perencanaan jalan- jalan lingkungan baik program pemerintah maupun swadaya masyarakat sebaiknya memilih material bahan yang menyerap air misalnya penggunaan bahan  dari pavling blok ( blok- blok adukan beton yang disusun denagn rongga- rongga resapan air disela- selanya. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah penataan saluran lingkungan, pembuatannyapun harus bersamaan dengan pembuatan jalan tersebut
  2. Apabila di halaman pekarangan- pekarangan rumah kita masih terdapat ruang- ruang terbuka, buatlah sumur- sumur resapan air hujan sebanyak- banyaknya. Fungsi sumur resapan air ini untuk mempercepat air meresapke dalam tanah. Dengan membuat sumur resapan air tersebut, sebenarnya kita dapat memperoleh manfaat seperti berikut:
    • Persediaan air bersih dalam tanah disekitar rumah kita cukup baik dan banyak
    • Tanah bekas galian sumur dapat dipergunakan untuk menimbun lahan- lahan yang rendah atau meninggikan lantai rumah
    • Apabila air hujan tidak tertampung oleh selokan- selokan rumah, dapat dialirkan ke sumur- sumur resapan. Jangan membuang sampah atau mengeluarkan air limbah rumah tangga (air bekas mandi, cucian dan sebagainya) ke dalam sumur resapan karena bias mencemari kandungan air tanah
    • Apabila air banjir masuk ke rumah menapai ketinggian 20- 50 cm, satu- satunya jalan adalah meninggikan lantai rumah kita di atas ambang permukaan air banjir.
    • Cara lain adalah membuat tanggul di depan pintu masuk rumah kita. Cara ini sudah umum dilakukan orang, hanya saja teknisnya sering kurang terencana secara mendetail.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa:
  • Polusi adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen- komponen lain ke dalam lingkungan akibat aktivitas manusia ataupun prose alami
  • Segala sesuatu yang menyebabkan polusi disebut poutan
  • Polusi air adalah  pristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen- komponen lain ke dalam air sehingga kualitas air terggangu
  • Sumber polusi air antara lain limbah rumah tangga, sampah masyarakat, limbah pertanian, limbah industri dan sebagianya
  • Akibat yang ditimbulkan dari polusi air adalah banjir, merusak system organ manusia,menimbulkan berbagai bibit penyakit, kanker, kelahiran bayi cacat dan lain- lain
4.2 Saran
Saran yang penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
  • Sebaiknya kita harus berhati- hati dalam menggunakan air karena air itu ada yang terpolusi dan ada yang tidak
  • Jagalah air di lingkungan rumah dan sekitar agar tetap bersih dan terhindar dari pencemaran air
  • Jangan membuang sampah ke sungai atau kolam, buanglah sampah pada tempatnya agar tidak terjadi pencemaran air
DAFTAR PUSTAKA
Djambur. W. Sukarno. 1993. Biologi 1 untuk Sekolah Menengan Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, pusat perbukuan
Ahya M Salman. 1993. Biologi 1 untuk Sekolah Menengah Umum, Dekdibud, Jakarta
Santiyono. 1994. Biologi 1 untuk sekolah Menengah Umum, penerbit Erlangga

Download makalah pencemaran air dalam bentuk word klick disini

Makalah pencemaran tanah


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya. Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada di kawasan yang umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat gunung-gunung berapi yang mampu mengembalikan permukaan muda kembali yang kaya akan unsur hara.
Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia banyak yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut.
Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan di Tanah Air tidak bisa disangkal lagi telah menimbulkan berbagai dampak positif bagi masyarakat luas, seperti pembangunan industri dan pertambangan telah menciptakan lapangan kerja baru bagi penduduk di sekitarnya. Namun keberhasilan itu seringkali diikuti oleh dampak negatif yang merugikan masyarakat dan lingkungan.
Pembangunan kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan sekitarnya menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran tanah dan badan air yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk pertanian, terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup lain. Sedangkan kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan sedimentasi, serta kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan pertambangan adalah berubah atau hilangnya bentuk permukaan bumi(landscape), terutama pertambangan yang dilakukan secara terbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan bumi. Untuk memperoleh bijih tambang, permukaan tanah dikupas dan digali dengan menggunakan alat-alat berat. Para pengelola pertambangan meninggalkan areal bekas tambang begitu saja tanpa melakukan upaya rehabilitasi atau reklamasi.

Dampak negatif yang menimpa lahan pertanian dan lingkungannya perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena limbah industri yang mencemari lahan pertanian tersebut mengandung sejumlah unsur-unsur kimia berbahaya yang bisa mencemari badan air dan merusak tanah dan tanaman serta berakibat lebih jauh terhadap kesehatan makhluk hidup.

Berdasarkan fakta tersebut, sangat diperlukan pengkajian khusus yang membahas mengenai pencemaran tanah beserta dampaknya terhadap lingkungan di sekitarnya.

B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini antara lain, yaitu:
1. sebagai bahan kajian para mahasiswa mengenai dampak pencemaran terhadap lingkungan
2. sebagai cara untuk mencari berbagai cara untuk menanggulangi dampak pencemaran yang sedang dikaji
3. sebagai metode pengumpulan data tentang pencemaran lingkungan
C. RUANG LINGKUP
Makalah ini membahas mengenai pencemaran tanah, mulai dari gambaran, dampak, dan cara menanggulangi pencemaran tanah tersebut.

BAB II

METODE PENULISAN

A. OBJEK PENULISAN
Objek penulisan mencakup gambaran/ penjelasan, dampak yang ditimbulkan, dan cara penanggulangan pencemaran tanah.
B. DASAR PEMILIHAN OBJEK
Objek yang penulis pilih adalah mengenai pencemaran tanah, karena tanah merupakan salah satu komponen kehidupan yang sangat penting. Semua manusia pasti sangat tergantung akan keberadaan tanah tersebut. Namun, banyak orang yang belum mengetahui bagaimana cara pengolahan tanah yang tepat tanpa banyak menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan.
C. METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam penulisan makalah ini, penulis secara umum mendapatkan bahan tulisan dari berbagai referensi, baik dari tinjauan kepustakaan berupa buku – buku atau dari sumber media internet yang terkait dengan pencemaran lingkungan.
D. METODE ANALISIS
Penyusunan makalah ini berdasarkan metode deskriptif analisis, yaitu dengan mengidentifikasi permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada, menganalisis permasalahan berdasarkan pustaka dan data pendukung lainnya, serta mencari alternatif pemecahan masalah.


BAB III

ANALISIS PERMASALAHAN

A. PEMBAHASAN

a. Gambaran dari Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
  1. Dampak yang Ditimbulkan Akibat Pencemaran Tanah
Berbagai dampak ditimbulkan akibat pencemaran tanah, diantaranya:
1. Pada kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentananpopulasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida danherbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi.Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkenaleukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati.PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dankarmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.
2. Pada Ekosistem
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik danantropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawahpiramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memilikiwaktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
  1. Penanganan yang Harus Dilakukan

Ada beberapa langkah penangan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah. Diantaranya:

1. Remidiasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atauon-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

2. Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

B. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah, diantaranya dengan remediasi dan bioremidiasi. Remediasi yaitu dengan cara membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Sedangkan Bioremediasi dengan cara proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).
B. SARAN
Untuk lebih memahami semua tentang pencemaran tanah, disarankan para pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Selain itu, diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari – hari dalam menjaga kelestarian tanah beserta penyusun yang ada di dalamnya.

DAFTAR PUSTAKA
Soekarto. S. T. 1985. Penelitian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Bhatara Karya Aksara, Jakarta. 121 hal.
Wikipedia. 2007. Pencemaran Tanah (On-line).http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran_tanah. diakses 26 Desember 2007.
Bachri, Moch. 1995. Geologi Lingkungan. CV. Aksara, Malang. 112 hal.

Download makalah pencemaran tanah dalam bentuk word 
klick disini